Menjabat Tangan Ingatan

“Menjabat Tangan Ingatan adalah pameran tunggal pertama Haiza Putti. Ia mengunjungi waktu yang hilang, menelusuri ingatan tentang mendiang ibunya. Dari kepingan-kepingan peninggalan, ia muncul dengan gagasan “ingatan yang tertanam.”

Haiza Putti punya sapuan kuas yang ekspresif dengan warna-warna yang kerap lembut dan empuk. Pada Menjabat Tangan Ingatan, ia gunakan kekhasan itu karya itu untuk menggambarkan kekaburan dan ingatan yang berlapis-lapis bak kain. Pameran ini membicarakan keibuan, kekeluargaan juga tradisi turun-temurun.”

Habitudes

Ada habitus yang menentukan ciri karya seniman itu, misalnya, medium yang spesifik, corak warna yang khas, pokok perupaan yang mempribadi… banyak lagi. Ada pula kebiasaan yang mengendap di wilayah abstrak, seperti bagaimana seniman merumus kerangka berpikir, menutur cerita, atau melontar tanya. Kebiasaan mereka inilah yang membuat kita, sebagai seorang penyimak, penggemar, atau barangkali rekan dan teman karib seniman itu, dapat mengatakan dengan percaya diri, “Aku mengenal karya-karyanya.” Atau, boleh jadi kita senantiasa terpukau oleh daya jelajah mereka yang tak terduga—karena kegemaran menjelajah pun dapat menjadi sebuah kebiasaan. Seniman membentuk habitus, dan habitus membentuk kembali seniman.

Alam Asali, Alam Khayali Round and Round and we go

RUBANAH Underground Hub berharap untuk tidak selamanya berada di bawah tanah. Sesekali, RUBANAH menjadi puan rumah untuk kegiatan OFFSIDE (bukan di situs RUBANAH). Bekerja sama dengan Kedai Kebun Forum, “Alam Asali, Alam Khayali” adalah program OFFSIDE pertama kami.